Sabtu, 22 Desember 2012


IAD, IBD, ISD


A.    Pengertian Stratifikasi sosial
Di dalam setiap masyarakat dikenal adanya: (1) status sosial yang berbeda-beda, yang diawali   dengan adanya sikap saling menghargai hal-hal tertentu baik yang berupa materi maupun bukan materi. (2)“ role” atau peranan, yang merupakan unsur-unsur baku dari stratifikasi sosial yang juga merupakan salah satu dari unsur struktur sosial. Sedangkan pelapisan sosial dapat diartikan sebagai pembedaan penduduk atau para warga masyarakat ke dalam kelas secara hierarkis (bertingkat), Perwujudan adanya kelas-kelas tinggi dan kelas-kelas yang lebih rendah di dalam masyarakat. Pelapisan mulai ada sejak manusia mengenal adanya kehidupan bersama atau organisasi sosial.
Ada beberapa pengertian tentang stratifikasi sosial
1.      Menurut  Pitirim A. Sorokin, stratifikasi sosial adalah pembedaan penduduk atau masyarakat ke dalam kelas-kelas secara bertingkat, yang mewujudkan dalam kelas tinggi, kelas sedang, dan kelas rendah
2.      Menurut Soerjono Soekanto, stratifikasi sosial adalah Pembedaan posisi seseorang atau kelompok dalam kedudukan berbeda-beda secara vertikal.
Dari beberapa pengertian dapat disimpulkan bahwa stratifikasi atau lapisan masyarakat adalah sejumlah orang-orang yang statusnya sama menurut penilaian sosial (masyarakat), dan pembedaan individu atau kelompok dalam masyarakat, yang menempatkannya pada kelas-kelas sosial yang berbeda-beda secara hierarki, dan memberikan hak serta kewajiban yang berbeda-beda antara individu satu dengan individu lainnya. Stratifikasi sosial juga merupakan gejala umum pada masyarakat, baik pada masyarakat tradisional maupun masyarakat  modern yang heterogen.
B.     Faktor Terjadinya Stratifikasi Sosial
Secara sederhana terjadinya stratifikasi sosial karena adanya sesuatu yang dibanggakan oleh setiap orang atau kelompok orang dalam kehidupan bermasyarakat, bahkan terjadi pada masyarakat yang paling sederhana. Stratifikasi sosial dapat terjadi dengan sendirinya dalam masyarakat, dapat juga dibentuk dengan sengaja dalam rangka usaha manusia untuk mengejar cita-cita bersama.
Ada beberapa ciri umum tentang faktor-faktor yang menentukan adanya  stratifikasi sosial, yaitu antara lain:
·  Kekayaan (capital )
Kekyaan adalah kriteria ekonomi. Dengan demikian, orang-oranmg yang berpenghasilan tinggi atau besar akan menempati lapisan sosial yang tinggi.
· Kekuasaan (power)
Orang-orang yang memperoleh kesempatan menjadi pemimpin, baik melalui suatu mekanisme pemelihan umum maupun secara turun-temurun (pada Negara sistem monarki), akan menempati kelas sosial yang lebih tinggi.
·  Kehormatan atau kebangsawanan
Golongan bangsawan, baik pada masyarakat tradisional maupun pada masyarakat modern, selalu menduduki kelas yang tinggi.
·  Pendidikan
Pada masyarakat yang mulai berkembang atau masyarakat  praindustri, pendidikan menjadi sesuatu yang sangat penting, sehingga orang yang memiliki pendidikan yang tinggi secara otomatis akan menempati lapisan sosial yang tinggi.
Dari keempat faktor  tersebut, dapat diketahui bahwa kecenderungan- kecenderungan yang paling dominan pada masyarakat sangat tergantung pada peradaban manusia itu sendiri. Adanya kelas yang tinggi dan kelas yang rendah itu disebabkan karena di dalam masyarakat terdapat ketidakseimbangan atau ketimpangan (inequality) dalam pembagian sesuatu yang dihargai yang kemudian menjadi hak dan kewajiban yang dipikul dari warga masyarakat ada segolongan orang yang mendapatkan pembagian lebih besar dan ada pula mendapatkan pembagian lebih kecil, sedangkan yang mendapatkan lebih besar mendapatkan kedudukan yang lebih tinggi, yang mendapatkan lebih kecil menduduki pelapisan yang lebih rendah. Pelapisan mulai ada sejak manusia mengenal adanya kehidupan bersama atau organisasi sosial.
Penempatan orang-orang kedalam suatu pelapisan di dalam suatu pelapisan sosial bukanlah menggunakan ukuran yang tunggal melainkan bersifat kumulatif.

C.     Unsur-unsur stratifikasi sosial
Dalam stratifikasi sosial tredapat dua unsur pokok yaitu: status (kedudukan) dan peranan.status dan peranan memiliki timbal balik yang merupakan penentu baagi penempatan seseorang dalam masyarakat.
Ø  Status sosial
Menurut  mayor polak (1979), bahwa status soaial adalah sebagai kedudukan sosial seseorang dalam kelompok serta dalam masyarakat. Polak juga mengatakan bahwa status mempunyai aspek struktural dan aspek fungsional. Soerjono soekanto juga membedakan status dan status sosial. Status diartikan sebagai tempat atau posisi seseorang dalam suatu kelompok sosial,sedangkan status sosial adalah sebagai tempat seseorang secara umum dalam masyarakatnya sehubungan dengan orang lain, dalam arti lingkungan pergaulannya, pretisennya, dan hak-hak serta kewajiban-kewajibannya.
Jadi secara sederhana status sosial merupakan kedudukan individu dalam pergaulan hidup manusia dalam masyarakat. Status sosial dapat  dibedakan atas dua macam menurut proses perkembangannya, yaitu:
a)      Status yang diperoleh atas dasar secara alami (ascribed-status), maka stratifikasi sosial dapat di bagi menjadi:
v     Stratifikasi berdasarkan perbedaan usia (age stratification)
v     Stratifikasi berdasarkan senioritas
v     Stratifikasi berdasarkan jenis kelamin (sex stratification)
v     Stratifikasi berdasarkan sistem kekerabatan
v     Stratifikasi berdasarkan keanggotaan dalam kelompok tertentu
b)      Status yang diperoleh atas dasar melalui serangkaian usaha yang disengaja (achived-status), yaitu:
v     Stratifikasi sosial dalam pendidikan
v     Stratifikasi dalam bidang pekerjaan
v     Stratifikasi dalam bidang ekonomi
Ø  Peranan sosial
Peranan sosial adalah suatu perbuatan seseorang dengan cara tertentu dalam usaha menjalankan hak dan kewajibannya sesuai dengan status yang dimilikinya. Peranan juga didefinisikan sebagai kumpulan harapan yang sudah direncanakan seseorang yang mempunyai status tertentu dalam masyarakat. Atas dasar definisi tersebut maka peranan adalah sebagai aspek dinamis dari status.
Menurut levinson, bahwa peranan mencangkup tiga hal, yaitu:
1.      Peranan meliputi norma-norma yang dihubungkan dengan posisi atau tempat seseorang dalam bermasyarakat.
2.      Peranan adalah suatub konsep perihal apa yang dapat dilakukan oleh individu dalam masyarakat sebagai organisasi.
3.      Peranan juga dapat dikatakan sebagai perikrlakuan individu yang penting bagi struktur sosial masyarakat.
A.    Sistem stratifikasi soaial
Dalam masyarakat sistem trasifikasi sosial  ada yang bersifat terbuka dan ada sistem stratifikasi yang bersifat tertutup.
§  Stratifikasi yang terbuka
Sistem stratifikasi sosial yang terbuka adalah sistem yang dimana setiap anggota masyarakatnya dapat berpindah-pindah dari status ke satu ke status yang lainnya, atau dari tingkatan yang satu ke tingkatan yang lain. Sistem  ini terdapat pada tingkat pendidikan, kekayaan, jabatan, kekuasaan da sebagainya.
§  Sistem strasifikasi tertutup
Sistem strasifikasi terbuka adalah sistem  yang terdapat pembatasan, dimana tiap-tiap anggota masyarakat tersebut tidak dapat pindah dari tingkatan sosial yang lebih tinggi ketingkatan sosial yang lebih rendah.dalam sistem ini satu-satunya untuk dapat masuk menjadi pada status tertinggi dan terhormat dari suatu lapisan masyarakat adlah karena kaelahiran atau keturunan.
§  Bentuk-bentuk stratifikasi sosial dala masyarakat.
Bentuk-bentuk kekuasaan pada berbgai masyarakat di dunia beraneka macam dengan masing-masing polanya, akan tetapi ada pola umum bahwa sistem kekuasaan akan selalu menyesuaikan diri dengan adat istiadat dan pola perilaku yang berlaku dalam masyarakat. Garis yang menimbulkan pelapisan kekuasaan atau piramida kekuasaan, yang didasarkan pada rasa kekhawatiran para warga masyarakat apabila tidak ada kekuasaan yang menguasainya. Menurut Mac Iver, ada tiga pola umum sistem pelapisan kekuasaan atau piramida , yaitu:
A.     Tipe Kasta
Tipe kasta memiliki sistem pelapisan kekuasaan dengan garis pemisahan yang kaku. Tipe ini biasanya dijumpai pada masyarakat berkasta yang hampir tidak dijumpai dalam gerak vertikal. Garis pemisah antara masing-masing pelapisan hampir tidak mungkin ditembus. Pada puncak piramida kekuasaan duduk penguasa tertinggi, misalnya : raja atau maharaja dengan lingkungannya yang didukung oleh kaum bangsawan, tentara, dan para pendeta. Lapisan kedua dihuni oleh para petani dan buruh tani, dan pelapisan terendah terdiri dari para budak.
B.     Oligarkhis
Tipe oligarkhis memiliki tipe pelapisan kekuasaan yang menggambarkan garis pemisah yang tegas diantaranya pelapisan akan tetapi perbedaan antara pelapisan satu dengan yang lain tidak begitu mencolok walaupun kedudukan para warga masyarakat masih banyak didasarkan kepada aspek kelahiran (ascribed status), akan tetapi kepada individu masih diberikan kesempatan untuk naik ke pelapisan yang lebih atas.
Kelas menengah mempunyai warga yang paling banyak seperti industri perdagangan dan keuangan memang peran yang lebih penting. Ada bermacam-macam cara bagi warga dari pelapisan bawah naik ke pelapisan yang lebih atas dan juga ada kesempatan bagi warga kelas menengah untuk menjadi penguasa. Suatu variasi dari tipe oligarkhis ini adalah pelapisan yang terdapat pada negara yang didasarkan pada fasisme atau juga negara totaliter. Hanya bedanya untuk yang disebut terakhir, kekuasaan berada di tangan partai politik.

C.     Demokratis
Tipe demokratis adalah tipe ketiga yang tampak adanya garis pemisah antara pelapisan yang sifatnya bergerak. Faktor kelahiran tidak menentukan kedudukan seseorang yang terpenting adalah kemampuannya dan kadang-kadang faktor keberuntungan.
Pelapisan sosial berdasarkan kriteria kekuasaan sebenarnya tidak selalu digambarkan dengan hierarkhis atas bawah, tetapi dapat pula digambarkan sebagai gejala melingkar menyerupai lingkaran kambium, yang terdiri dari lingkaran dalam, lingkaran tengah dan lingkaran luar. Lingkaran dalam ditempati oleh mereka yang mempunyai kekuasaan yang lebih besar daripada mereka yang menempati lingkaran tengah atau luar. Perbedaan diantara lingkaran dalam dan lingkaran di luarnya bukan berarti saling terpisah satu dengan yang lain tetapi terdapat kesalinghubungan yang dinyatakan dengan adanya garis yang tidak terputuskan.
Pelapisan kekuasaan di lingkungan keraton dengan semua tata nilai yang berlaku di dalamnya merupakan salah satu contoh lingkaran kambium. Raja merupakan tokoh sentral yang penuh dengan kekuasaan dari privilege (hak-hak yang istimewa). Kekuasaan dan privilege yang lebih rendah dari yang ada pada raja adalah yang dimiliki oleh para anggota keluarga raja. Semakin jauh dari lingkaran keluarga raja maka semakin berkurang kekuasaannya privilege maupun prestise (kehormatan) yang dimiliki oleh seseorang.




DAFTAR PUSTAKA
Syani, Abdul. Sesologi,Skematika Teori, dan Terapan. Jakarta: PT Bumi Aksara, 1992
Soekanto, Soerjono. Beberapa Teori Sosiologi Tentang Struktur. Jakarta:citra niaga rajawi pers,1993.
Dkk,Suharo.Tanya Jawab Sosiologi. Jakarta: PT Rineka Cipta,1991.



0 komentar :

Posting Komentar