Selasa, 26 November 2013


Cerita malam sabtu Surabaya-Situbondo
            Malam kian larut, keheningan dan suara jangkrik yang menghiasi. Kini kami sedang menunggu awal daripada malam sabtu. Di dalam tersebut terdapat rencana mulia kami, yakni mengunjungi temen se kos yang kecelakaan. Sebanrnya temen yang hendak kami kunjungi adalah teman akrab saya. Berhubung dia temen akarab dan juga sedikit banyak juga kenal dengan teman-trmanku.
            Perjalanan yang hendak kami lakukan adalah sudah terencana mulai dari hari-hari kemarinnya. Di mana kami akan berangkat pada awal malam sabtu. Hehheheh. Sambil menunggu pergantian malam saya dan afis melakukan kegiatan rutinitas teman-teman yaitu mai PS (Play Station) dan teman kami yang lain dengan cara bermain futsal yakni rendi serta darus menunggu di kamar kos dengan ditemani secangkir kopi jahe. Mantap dan lengkap lah kaegiatan sebelum berangkat.
            Dengan asyiknya memainkan stick, tak terasa jam sudah menunjukan 12.15. sebetulnya temanku  “Afis” sapaannya sudah dari tadi melelapkan dirinya agar nantinya diperjalanan tidak terlalu capek dan ngantuk. Dengan begulirnya waktu yang begitu cepatnya, segeralah saya membangunkan Afis  dan segera menjemput Darus. Karena sepedanya mengalami kerusakan sedikit hingga dia minta untuk dijemput ke kosannya. Dan akupun dan Afis menjemputnya. Sebelum akau dan Afis menjemput terlebih dahulu kami SMS dia kalau kita sedah meluncur ke kosannya. Sedikit lama sih nunggunya di sana. Karena Darus masih baru salin.
            Eiiitt. Tak lupa juga dengan persiapan teman yang lain yakni Rendi dan Fairus. Mereka juga bergegas untuk shalat isyak dulu. Maklum kami sering molor kalau masalah shalat alias menunda-nunda. Heheheh. Rendi dan Fairus berangkat terlebih dahulu ke kosku di daerah Pabrik Kulit. Dalam perjalanan menjemput darus aku teringat kalau kunci kamar kosku ada di aku. Dan setelah Darus kami dapati, langsung meluncur ke kos. Dan sampainya di kos Rendi sudah memjamkan matanya kecuali Fairus. Mungkin kelelahan karena baru selesaia main futsal dengan Lutfi.
            Persiapan sudah selsesai dan jam sudah menunjukkan pukul 01.20. Ini sudah luput dari perjanjian awal. Tujuanku berangkat jam 2-an agar nanti kalau sudah nyampek di rumah itu pas pagi harinya. Karena delman yang ada hanya di pagi hari sedangkan siang sudah pada pulang kusirnya beristirahat.
            Kami diselain membawa barang masing-masing juga membawa barang-barangnya Bahrudin yang hendak dibawa pulang. Bersama kami menuruni tangga kos sampai ke jalan kecil sebelah timurnya kos. Di jalan sudah mulai terlihat sepi dan sunyi, hanya saja warkop mat belum tutup. Kuinjakkan pedal stater bawah, dengan perlahannya saya melintasi Jl. Ahmad Yani, karena Fairus yang kubonceng tidak membawa helm. Takutnya sih ada operasian malam. Malam itu terasa dingin dan sangat menusuh dada. Tapi kami tetap melaju dengan kecepatan 60 km/jam. Dan sampai di Bungurasih jam 01.35. dan langsung memarkir sepeda.
            Kini saatnya kami mencari bis yang arahnya menuju Probolinggo. Beruntung malam itu kami dapati bis Akas yang ber-AC, itu sih sesuai rencana. 5 menit bis parkr dan langsung tolak ke Probolinggo. Ditengah perjalanan yang sdikit sunyi, maklum bis ekonomi masih ada yang berkeliaran, sudah sampai di tol waru, saatnya kondektur mengambil karcis. Setelah selesai membayar karcis, karena mata kami masih dalam keadaan ngantuk semua teman-teman menyandarkan kepalanya kekursi yang mereka duduki.
Eiiit sebelumnya ada yang lupa. Karena tujuan kami ke Situbondo untuk membesuk teman yang sedang sakit, bersama teman-teman merencanakan membawa oleh-oleh. Oleh salah satu temen kami yakni Rendi dibelikan 2 kg jeruk seharga Rp 17.000 /kg. dalam bis oleh saudara Afis ditaruh di atas di mana barang-barang bawaan biasanya di taruh. Sesampainya terminal Banyuangga kira-kira adzan subuh kurang 5 menit, kami oleh bis diturunkan dalam keadaan masih ngantuk. Karena bisnya terburu-buru dan tidak diturunkan pas depannya terminal, malah diturunkan di pintu keluar bis. Ya seperti yang saya bilang tadi, teman-teman masih ngantuk dan terburu-buru turun sehingga oleh-oleh yang mau diberikan ke Bahrudin tertinggal di bis. Pada saat turun, kami merasa kecewa karena oleh-olehnya ketinggaln di bis. Dan temean-teman merasa kebingungan, sekala itu terbesit dalam benakku untuk memberi usulan “ trnang saja nanti kita jangan ambil bis langsung turun Bungantan , mending turun dibesuki. Karena pagi-pagi sekali took buah sudah pada buka lagian uangnya Adif yang mau disumbangkan ke bahrud masih ada Rp 20.000.
 Dalam penungguannya di terminal Banyuangga sekitar 3 jam yakni mulai subuh hingga matahari sambut dengan senyumannya. Dari mushalla perlahan kami langkahkan kaki meski badan ini tersapu angin spoi-spoi terminal. Bis yang kami tumpangi arah Probolinggo-Situbondo yaitu AKAS tanpa AC. Karena tubuh ini masih kedinginan makanya kita memilihnya dan lagi kalau menunggu bis yang ber-AC bisa-bisa berangkatnya kesiangan. Kupilih tempat duduk paling belakang bersama Afis, itu sih kebiasaanku kalau bisnya tanpa AC. Karena dekat pintu belakang anginnya sangat kencang dan Fairus, Rendi dan Darus memilih tempat duduk ditengah.
Toeng….bunyi klakson dari bis, tanda mau berangkat. Afis yang baru pertama kali merasakan bis umum merasa hatinya gembira dan menganggap pengalamannya itu sangat memberi kesan padanya”ceritanya padaku”, dilihatnya samping kanan-kiri dan didapatinya pemandangan pagi yang indah dengan hiasan hijaunya sawah Probolinggo. Maklumlah daerah Probolinggo saat itu hujan sering turun hingga pepohonan maupun tanaman di sawah menghijau muda. Hehehheh.
Perjalanan dari Probolinggo-Besuki diperkirakan 1 jam setengah. Soalnya sedikit jauh sih. Afis yang duduk disampingku sudah tidak terdengar suara kekagumannya terhadap pemandangan alam Probolinggo dan kulihat ternyata dia sudah tertidur dengan lelapnya serta kulihat teman-teman yang duduk ditengah sudah memejamkan matanya juga.
Perjalanan sudah sampai pertengahan, karena angin yang spoi-spoi itu menerpaku membyat mataku ikut mengantuk juga. Aku sengaja tidak menahannya karena takut nanti dirumah mataku ingin terus tertutup dan menjaga badan ini agar tetap fit. Heheheh. Sebelum mata ini tetutup perlahannya, penumpang saling berdesakan hingga membuat kenyamanan aku terganggu. Itu sih tidak menghalangiku untuk memejamkan  mataku.
Perjalanan sudah hamper ketujuan yaitu Besuki, kami sudah sama-sama terbangun karena takut kebablasan atau turunnya lewati Besuki. Bis sudah sampai di alun-alun, terlihat Fairus dengan menggendong barang bawaannya ingin turun, maka aku memberi kode untuk tidak turun sekarang. Karena kalau turun di alun-alun, perjalanan ke terminal sedikit jauh dan kalau dijalani bisa mengucurkan keringat yang cukup deras. Untungnya sih akau memberi isyarat untuk tidak turun ketika di alun-alun Besuki dan akhirnya kami turun diterminal.
 Tujuan kami turun di Besuki adalah untuk membeli buah-buahan guna oleh-oleh untuk teman kami Bahrudin yang mengalami kecelakaan di daerah japanan. Di mana sekarang teman kami tak dirawat dirumah sakit pertama dia dirawat, melainkan dia dirawat dirumahnya. Lukanya sih parah banget dan memungkinkan perawatan yang ia jalani kira-kira 5 bulananlah. Begitu lamanya. Emang sih, karena teman kami mengalami patah tulang akibat dilindas truk kontener. Dan akhirnya akau, Afis dan Darus yang berbelanja. Kami dapati buah Apel 2 kg dan salak 2 kg juga. Di mana buah salak secara pribadi dibelikan oleh Afis sedangkan buah apel itu merupakan sumbangan dari saudara Adif yang kebetulan tidak ikut saat itu. Harga apelnya adalah 17 /kg-nya. Aku membutuhkan 2 kg sebagai oleh-oleh, lalu saya tawar 2 kg seharga Rp 30.000, awalnya sih gak mau. Tapi setelah kubilang bahwa buah apel yang hendak kubeli itu untu membesuk orang yang sakit, lalu sama pedanganya di berikan dengan harga Rp 30.000.
Setelah selesai berbelanja, kami langsung menunggu bis di luar terminal. Karena kalau pagi-pagi sekali bis tidak parker. Sekitar 5 menit terlihat bis Restu dari arah barat. Dan ternyata di dalamnya belum ada penumpang sama sekali. Menurut kami sih beruntung, karena tidak akan terjadi desak-desakan nantinya. Langsung kami naik ke bis dan tidak terlalu lama parkis bis pun berangkat. Arah Besuki-bungatan saya kasih karcis Rp 15.000 untuk 5 orang.





Bersambung dulu each,,,,,,,,,,,,,,,,!!!