Cerita malam sabtu Surabaya-Situbondo
Malam kian larut, keheningan dan
suara jangkrik yang menghiasi. Kini kami sedang menunggu awal daripada malam
sabtu. Di dalam tersebut terdapat rencana mulia kami, yakni mengunjungi temen
se kos yang kecelakaan. Sebanrnya temen yang hendak kami kunjungi adalah teman
akrab saya. Berhubung dia temen akarab dan juga sedikit banyak juga kenal
dengan teman-trmanku.
Perjalanan yang hendak kami lakukan
adalah sudah terencana mulai dari hari-hari kemarinnya. Di mana kami akan
berangkat pada awal malam sabtu. Hehheheh. Sambil menunggu pergantian malam
saya dan afis melakukan kegiatan rutinitas teman-teman yaitu mai PS (Play
Station) dan teman kami yang lain dengan cara bermain futsal yakni rendi
serta darus menunggu di kamar kos dengan ditemani secangkir kopi jahe. Mantap
dan lengkap lah kaegiatan sebelum berangkat.
Dengan asyiknya memainkan stick, tak
terasa jam sudah menunjukan 12.15. sebetulnya temanku “Afis” sapaannya sudah dari tadi melelapkan
dirinya agar nantinya diperjalanan tidak terlalu capek dan ngantuk. Dengan
begulirnya waktu yang begitu cepatnya, segeralah saya membangunkan Afis dan segera menjemput Darus. Karena sepedanya
mengalami kerusakan sedikit hingga dia minta untuk dijemput ke kosannya. Dan
akupun dan Afis menjemputnya. Sebelum akau dan Afis menjemput terlebih dahulu
kami SMS dia kalau kita sedah meluncur ke kosannya. Sedikit lama sih nunggunya
di sana. Karena Darus masih baru salin.
Eiiitt. Tak lupa juga dengan
persiapan teman yang lain yakni Rendi dan Fairus. Mereka juga bergegas untuk
shalat isyak dulu. Maklum kami sering molor kalau masalah shalat alias
menunda-nunda. Heheheh. Rendi dan Fairus berangkat terlebih dahulu ke kosku di
daerah Pabrik Kulit. Dalam perjalanan menjemput darus aku teringat kalau kunci
kamar kosku ada di aku. Dan setelah Darus kami dapati, langsung meluncur ke
kos. Dan sampainya di kos Rendi sudah memjamkan matanya kecuali Fairus. Mungkin
kelelahan karena baru selesaia main futsal dengan Lutfi.
Persiapan sudah selsesai dan jam sudah
menunjukkan pukul 01.20. Ini sudah luput dari perjanjian awal. Tujuanku
berangkat jam 2-an agar nanti kalau sudah nyampek di rumah itu pas pagi
harinya. Karena delman yang ada hanya di pagi hari sedangkan siang sudah pada
pulang kusirnya beristirahat.
Kami diselain membawa barang
masing-masing juga membawa barang-barangnya Bahrudin yang hendak dibawa pulang.
Bersama kami menuruni tangga kos sampai ke jalan kecil sebelah timurnya kos. Di
jalan sudah mulai terlihat sepi dan sunyi, hanya saja warkop mat belum
tutup. Kuinjakkan pedal stater bawah, dengan perlahannya saya melintasi Jl.
Ahmad Yani, karena Fairus yang kubonceng tidak membawa helm. Takutnya sih ada
operasian malam. Malam itu terasa dingin dan sangat menusuh dada. Tapi kami
tetap melaju dengan kecepatan 60 km/jam. Dan sampai di Bungurasih jam 01.35.
dan langsung memarkir sepeda.
Kini saatnya kami mencari bis yang
arahnya menuju Probolinggo. Beruntung malam itu kami dapati bis Akas yang
ber-AC, itu sih sesuai rencana. 5 menit bis parkr dan langsung tolak ke
Probolinggo. Ditengah perjalanan yang sdikit sunyi, maklum bis ekonomi masih
ada yang berkeliaran, sudah sampai di tol waru, saatnya kondektur mengambil
karcis. Setelah selesai membayar karcis, karena mata kami masih dalam keadaan
ngantuk semua teman-teman menyandarkan kepalanya kekursi yang mereka duduki.
Eiiit sebelumnya ada yang lupa. Karena
tujuan kami ke Situbondo untuk membesuk teman yang sedang sakit, bersama
teman-teman merencanakan membawa oleh-oleh. Oleh salah satu temen kami yakni Rendi
dibelikan 2 kg jeruk seharga Rp 17.000 /kg. dalam bis oleh saudara Afis ditaruh
di atas di mana barang-barang bawaan biasanya di taruh. Sesampainya terminal
Banyuangga kira-kira adzan subuh kurang 5 menit, kami oleh bis diturunkan dalam
keadaan masih ngantuk. Karena bisnya terburu-buru dan tidak diturunkan pas
depannya terminal, malah diturunkan di pintu keluar bis. Ya seperti yang saya
bilang tadi, teman-teman masih ngantuk dan terburu-buru turun sehingga
oleh-oleh yang mau diberikan ke Bahrudin tertinggal di bis. Pada saat turun,
kami merasa kecewa karena oleh-olehnya ketinggaln di bis. Dan temean-teman
merasa kebingungan, sekala itu terbesit dalam benakku untuk memberi usulan “
trnang saja nanti kita jangan ambil bis langsung turun Bungantan , mending
turun dibesuki. Karena pagi-pagi sekali took buah sudah pada buka lagian
uangnya Adif yang mau disumbangkan ke bahrud masih ada Rp 20.000.
Dalam
penungguannya di terminal Banyuangga sekitar 3 jam yakni mulai subuh hingga
matahari sambut dengan senyumannya. Dari mushalla perlahan kami langkahkan kaki
meski badan ini tersapu angin spoi-spoi terminal. Bis yang kami tumpangi arah
Probolinggo-Situbondo yaitu AKAS tanpa AC. Karena tubuh ini masih kedinginan
makanya kita memilihnya dan lagi kalau menunggu bis yang ber-AC bisa-bisa
berangkatnya kesiangan. Kupilih tempat duduk paling belakang bersama Afis, itu
sih kebiasaanku kalau bisnya tanpa AC. Karena dekat pintu belakang anginnya
sangat kencang dan Fairus, Rendi dan Darus memilih tempat duduk ditengah.
Toeng….bunyi klakson dari bis, tanda mau
berangkat. Afis yang baru pertama kali merasakan bis umum merasa hatinya
gembira dan menganggap pengalamannya itu sangat memberi kesan padanya”ceritanya
padaku”, dilihatnya samping kanan-kiri dan didapatinya pemandangan pagi yang
indah dengan hiasan hijaunya sawah Probolinggo. Maklumlah daerah Probolinggo
saat itu hujan sering turun hingga pepohonan maupun tanaman di sawah menghijau
muda. Hehehheh.
Perjalanan dari Probolinggo-Besuki
diperkirakan 1 jam setengah. Soalnya sedikit jauh sih. Afis yang duduk
disampingku sudah tidak terdengar suara kekagumannya terhadap pemandangan alam
Probolinggo dan kulihat ternyata dia sudah tertidur dengan lelapnya serta
kulihat teman-teman yang duduk ditengah sudah memejamkan matanya juga.
Perjalanan sudah sampai pertengahan,
karena angin yang spoi-spoi itu menerpaku membyat mataku ikut mengantuk juga.
Aku sengaja tidak menahannya karena takut nanti dirumah mataku ingin terus
tertutup dan menjaga badan ini agar tetap fit. Heheheh. Sebelum mata ini
tetutup perlahannya, penumpang saling berdesakan hingga membuat kenyamanan aku
terganggu. Itu sih tidak menghalangiku untuk memejamkan mataku.
Perjalanan sudah hamper ketujuan yaitu
Besuki, kami sudah sama-sama terbangun karena takut kebablasan atau turunnya
lewati Besuki. Bis sudah sampai di alun-alun, terlihat Fairus dengan
menggendong barang bawaannya ingin turun, maka aku memberi kode untuk tidak
turun sekarang. Karena kalau turun di alun-alun, perjalanan ke terminal sedikit
jauh dan kalau dijalani bisa mengucurkan keringat yang cukup deras. Untungnya
sih akau memberi isyarat untuk tidak turun ketika di alun-alun Besuki dan
akhirnya kami turun diterminal.
Tujuan
kami turun di Besuki adalah untuk membeli buah-buahan guna oleh-oleh untuk
teman kami Bahrudin yang mengalami kecelakaan di daerah japanan. Di mana
sekarang teman kami tak dirawat dirumah sakit pertama dia dirawat, melainkan
dia dirawat dirumahnya. Lukanya sih parah banget dan memungkinkan perawatan
yang ia jalani kira-kira 5 bulananlah. Begitu lamanya. Emang sih, karena teman
kami mengalami patah tulang akibat dilindas truk kontener. Dan akhirnya akau,
Afis dan Darus yang berbelanja. Kami dapati buah Apel 2 kg dan salak 2 kg juga.
Di mana buah salak secara pribadi dibelikan oleh Afis sedangkan buah apel itu
merupakan sumbangan dari saudara Adif yang kebetulan tidak ikut saat itu. Harga
apelnya adalah 17 /kg-nya. Aku membutuhkan 2 kg sebagai oleh-oleh, lalu saya
tawar 2 kg seharga Rp 30.000, awalnya sih gak mau. Tapi setelah kubilang bahwa
buah apel yang hendak kubeli itu untu membesuk orang yang sakit, lalu sama
pedanganya di berikan dengan harga Rp 30.000.
Setelah selesai berbelanja, kami
langsung menunggu bis di luar terminal. Karena kalau pagi-pagi sekali bis tidak
parker. Sekitar 5 menit terlihat bis Restu dari arah barat. Dan ternyata di
dalamnya belum ada penumpang sama sekali. Menurut kami sih beruntung, karena
tidak akan terjadi desak-desakan nantinya. Langsung kami naik ke bis dan tidak
terlalu lama parkis bis pun berangkat. Arah Besuki-bungatan saya kasih karcis
Rp 15.000 untuk 5 orang.
Bersambung dulu
each,,,,,,,,,,,,,,,,!!!
0 komentar :
Posting Komentar