Cerita
19 november 2013
Perjalanan hidup ini baru aku
mulai, dari malam yang sunyi hingga menghirup udara segar di pagi hari. Dengan
hati yang riang untuk mengawali perjalanan hari ini, meski cuaca tak seriang
hati. Perlahan kulangkahkan kaki menuruni tangga kos, mengambil sepeda dan
kuinjakkan pedal starter bawah, maklum lah sepeda ini merupakan sepeda
perjuangan yang biasa temanku menumpuhkan perjalanan hidupnya. Temenku ini
berasal dari daerah yang dimanpun daerah itu pasti dihuni oleh kebangsaan mereka.
Kalau saya sebut adalah pulau Madura, tempatnya orang yang sering menjajah
daerah orang lain.
Jam sudah menunjukkan 7.40,
biasanya dosengku itu datang jam 08.00. sesampainya di kampus, dengan pintu
kelasa terbuka dalam benakku berfikir, pasti dosenku belum datang. Aku berjalan
perlahan-lahan menuju kelas dan ternyata dosen sudah mengabsen. Dalam absenan
itu namaku belum disebut. Dalam hati aku berkata “beruntung aku belum telat”.,
ini sih persepsiku. Dibilang belum telat kalau belum diabsen.
Dengan duduk manis di bangku
paling pinggir tapi masih terbilng paling depan. Dan tempat seperti itu
disegani oleh teman-teman sekelas. Tapi aku santai saja dengan penuh keyakinan
hidupku harus berubaha sekarang. Karena dalam kelas ini hanya aku yang
tergolong orang terbelakang alias sedikit bodoh sih. Dengan semangat pagi masih
dikandung badan aku memperhatikan penjelasan dari teman-teman yang sedang presentasi. Diskusi kali ini
berjudul musyarakah. Dalam penjelasan tersebut yang akau tangkap sih
kalau musyarakah adalah kerja sama antara dua orang atau lebih, di mana semua
orang sama-sama memberi konstribusi dana dan keuntungan dibagi berdasarkan
kesepakatan.
Kuliah jam pertama hanya 1 jam
setengah lamanya. Hampir perkuliah jam pertama selesai, pak dosen memberikan
semngat bagaimana membuat karya yang bagus tanpa me move dari beberapa sumber
yang telah disediakan oleh perkembangan teknologi saat ini. Motivasi ini sangat
penting dan harus resepi sekaligus mempraktikkannya dalam membuat karya-karya
ilmiah. “kalau kalian sekarang sudah males membuat karya dengan penuangan ide
kalia, maka nanti saat tugas akhir klain akan terasa betapa bodohnya kalian”
tegasnya. Pernyataan seperti itulah yang harus ditanamkan dalam-dalam-dalam
benak kita.
Mata kuliah sudah selesai,
kami bersama-sama temen cowok langsung keparkiran untuk berunding berangkat
futsal di Graha Pena, apa memakai sepeda atau jalan kaki. Dalam rundingan
tersebut didapati kesepakatan untuk jalan kaki. Sebelum berangkat kami masih
nonton Rektor Cup di lapangan. Karena jam masih menunnjukan jam 09.00, di mana
futsal dimulai jam 10.00-11.00. sekitar jam 09.15 kami berangkat menuju Graha
Pena. Tak terasa lama perjalanan kami setengah jam. Karena dalam perjalanan
masih bercanda tawa hingga sampek di Graha Pena jam 09.45 masih 15 menit lagi
kami akan main. 15 menit kami gunakan
untuk pemanasan.
Sudah saatnya untuk masuk lapangan, kami
bersama teman-teman menggulirkan bola tanpa arah alias salbut (bahasa
maduranya). Tapi permainan yang kami tunjukkan merupakan penikmatan dari
permainanan muamalah A unyu-unyu. Ditengah-tengah permainan akau sendiri
mengalami sedikit cedera akaibat benturan dengan ia yang memakai sepatu
sedangkan aku tidak. Kira-kira sih sudah tinggal 15 menit lagi permainan akan
usai. Meskipun demikian cederaku tidak menghalangiku untutuk terus menggulirkan
bola yang semakin tanpa terarah. Permainan yang salbut ini sampai bel
waktu habis berbunyi.
Semua temen-temen meninggalkan
lapangan dengan bermandikan keringat semangat. Kami beristirahat sejenak untuk
menghilangkat penat sebelum balik kekampus. Dalam istirahat, aku dengan
temen-temen saling melontarkan guyonan mengenai permainan tadi. Disela-sela
guyonan itu salah satu kosma Muamalah yang ikut serta, meskipun hanya sebagai
penonton. Maklumlah kosmanya cewek, jadi tidak ikut deh. Dia berkata “reg
nanti jam siji ada kuliah umum nak aundit” dengan nada sedikit bingung.
Bingungnya karena pada jam 02.00 kami ada mata kuliah Hukum Adat yang diampuh
oleh bu Sri Wajiyati, M.H. yang sekaligus menjabat sebagai wakil dekan III
Fakultas Syariah. Setelah mendengar perkataan kosma yang demikian, kami yang
masih dalam suasana capek, lemas dan tak lupa males maelakukan apapun, secara spontan bilang “wes liburkan ae,
awak dewe sek tas mari main futsal, awak’e pegel kabeh, durung adus pisan”.
Rasa penat hilang, kami balik
menuju kampus. Dengan perjalanan yang diiringi rintikan hujan, tak begitu besar
sih. Matahari sinarnya redup karena tertutup oleh awan hujan. Dengan perasaan
yang lesuh bersama temen-temen menelusuri jalan yang beraspal dan juga batako
masih saja bisa bercanda ria. Itulah kami Muamalah A unyu-unyu, “katanya sih”.
Yang semula lewat jembatan layang (berangkatnya), karena lesuh, maka lewat
bawahnya jembatan layang alias melanggar peraturan lalu lintas. Heheheheh. Sampainya
dikampus, bergegas mengambil sepeda di parkiran gedung tua Fakultas Syariah
yang kini rata degan tanah. Maklum mau alih status ke UIN, bangunan tua
dirobohkan mau diganti dengan yang lebih excellent. Sebelum menghidupkan sepeda salah satu dari
temn berkata “ nak endi reg, kos salim apa kos ian?” akhirnya diputuskan
Adif, Fairus dan Ulum di kos aku.
Dalam perjalanan ke kosku,
kami berunding mau beli nasi. Karena sebelum bermain futsal, parut kami dalam
keadaan kosong. Maka aAdif dan Ulum yang berangkat untuk beli nasi, akau dan
Fairus menunggu di kos. Tak lama kemudian Adif dan fairus datang dengan membawa
nasi 4 bungkus, 2 bungkus es buto ijo dan sebungkus es degan. “Uwenak iki
reg, mangan panas-panas dengan ngumbe es dengan ambe buto ijo apalagi langit
mendung ngene”. Celoteh kami. Ulum bilang. Tapi sayang gak lengkap, coba
ada gorengannya, tambah mantap ini. Selesai makan aku langsung mengupas manga mateng yang di
bawa Fairus dari rumahnya dan aku campurkan dengan es buto ijo, katanya sih
tambah enak dan akhirnya akau campurkan ke es buto ijonya dan dicobanya oleh
ulum, ternyata bener-bner enak coy…
Perut kenyang dan lesuh masih
tersisa, kami hilangkan dengan tidur-tiduran sambil bercanda ria, bicara ke
barat ke timur isinya “membatin saja” istilah baru dalam Muamalah A
unyu-unyu. Ditengah canda tawa, datang temn kami yang biasanya nongkrong
bersama yaitu Ahmad Sahrandi. Dan dia juga ikut dalam pembicaraan pembatinan.
Hehehhe. Tanpa terasa jam sudah menunjukkan 03.50 dan kami bersiap-siap ke
kampus. Karena jam 04.10 ada mata kuliah akuntasi. Yang semula kami datang ke
kos bersama-sama, namun berangkat kekampus harus meninggalkan salah satu temn
kami, karena terbaring di kos, “katanya sih sakit”. Ya sudah kami tinggalkan
dia beristirahat sejenak dan kami berangkat ke kampus.
Kami masuk ruangan, di mana di
dalam hanya segilintir mahasiswa. Katanya sih banyak yang izin. Lagian
kuliahnya hampir maghrib, gerimis lagi. Ea jadinya temen-temen banyak yang gak
masuk. Hanya mahsiswa yang masih punya semangat menatap masa depan memberanikan
diri untuk kuliah dengan suasana dan cuaca yang demikian. Adzan dikumandangkan
dan kelas juga berakhir. Akhirnya kami menuju rumah dan kos masing-masing. Dan
aku diantarkan Rendi ke kos disambut oleh Fairus dalam keadaan berbaring.
Teringat janji kemaren bahwa
akau minta tolong ke Fairus untuk di antarkan ke Marina mau beli Hp. Namun
dengan keadaan Fairus yang demikian rasanya aku tidak tega untuk minta
diantarkan. Akahirnya aku nelpon darus untuk minta diantarkan Ke Plaza Marina
dan drusnya sanggup untuk mengantarkanku. Sekitar jam 07-an kami berangkat ke
Marina. Di Marina kami langsung menuju stand tempat temannya Darus berjaga.
Kami saling tawar menawar hp dengan penjaga stand, namun dalam tawar menawr
tersebut tidak didapatkan kepuasan/kecocokan mengenai harganya. Akhirnya kami
pindah ke stand yang lebih ramai pembelinya yaitu di stand hp Samsung dijual.
Dan disitu pula kami dapatkan hp dengan harga yang pas dengan keinginanku.
Tentunya lebih murah dari stand yang pertama tadi.
Jam sudah menunjukan 09.25
sudah waktunya marina untuk tutup, kami masih mencari-cari kartu perdana
simpati. Namun yang kita jumpai harganya tidak sesuai keinginan kisaran 50 rb-
1 jt. Buatku sih apa gunanya kartu mahal toh ini juga bukan kebutuhanku saat
ini. Yang kubutuhkan hanya untuk komunikasi
saja dengan keluarga. Dan akhrinya kita pulang dan mencari kartu
perdananya di konter-konter dekat kos. Kebetulan kami langsung ketemu di konter
utaranya masjid an-Nur seharga 4 rb. Dan kami langsung menuju kos. Sebelum
sampek dikos saya masih membeli susu anget titipan dari Fairus.
Sampai di kos, aku langsung
membongkar hp dan memasukkan kartu simpati yang telah kami beli tadi. Awalnya
sih akau masih kaku dengan hp Samsung karena akau terbiasa dengan hp Nokia.
Jadi aku minta tolong ke Darus untuk diajari. Karena akau bukan oaring yang
terlalu GAPTEK, aku cepat untuk memahami. Hanyada dalam 1 menit aku dapat
mengoperasikan hp Samsung. Heheheheh. Karena mata mulai tidak kuat lagi untuk
terus menatap, aku tidur-tiduran dan akhirnya tidur bneran deh. Heheheheh
0 komentar :
Posting Komentar